Manusia dan Teknologi
Hommes mengemukakan bahwa, informasi IPTEK yang bersumber dari
sesuatu masyarakat lain tak dapat lepas dari landasan budaya masyarakat yang
membentuk informasi tersebut. Karenanya di tiap informasi IPTEK selalu
terkandung isyarat-isyarat budaya masyarakat asalnya. Selanjutnya dikemukakan
juga bahwa, karena perbedaan-perbedaan tata nilai budaya dari masyarakat
pengguna dan masyarakat asal teknologinya, isyarat-isyarat tersebut dapat
diartikan lain oleh masyarakat penerimanya.
Disinilah peran manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam
segala hal, untuk dapat memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh
Allah SWT melalui alam ini. Sehingga dengan alam tersebut manusia dapat
membentuk suatu kebudayaan yang bermartabat dan bernilai tinggi. Namun perlu
digarisbawahi bahwa setiap kebudayaan akan bernilai tatkala manusia sebagai
masyarakat mampu melaksanakan norma-norma yang ada sesuai dengan tata aturan
agama. Ajaran Islam yang demikian telah mendorong umatnya untuk
mengerahkan segala daya dan upaya bagi kebaikan dan kesejahteraan umat manusia,
termasuk dalam pengembangan kebudayaan. Upaya-upaya tersebut kemudian telah
menghasilkan suatu prestasi peradaban baru yang tinggi yang dikenal dengan
“peradaban Islam” yang dalam sejarahnya telah memberikan andil yang cukup besar
bagi kemajuan peradaban dunia.
Ayat-ayat Alquran memang banyak memberikan dorongan kepada umat
manusia bagi pengembangan kebudayaan. Motivasi yang diberikan Alquran dan
hadis nabi dalam hal pengembangan budaya dalam sejarah Islam terbukti telah
menghasilkan pretasi budaya yang luar biasa. Puncaknya sebagaimana terlihat
pada masa Abbasiah yang kemudian dikenal dengan kebudayaan Islam. Prestasi
demikian didukung oleh peran penguasa Islam (khalifah), yang memberikan
perhatian terhadap pengembangan budaya. Tidak hanya itu, orang-orang yang kaya yang memiliki harta berlimpah
juga umumnya sangat menaruh perhatian yang cukup besar dalam hal pengembangan
budaya.
Maka dari itu, manusia dituntut untuk pintar
dan kaya dalam hadits menyebutkan secara implisit agar umat Islam harus
kaya. Hadits Rasulullah saw. ini membuat bulu kuduk merinding, "Sesungguhnya
kemiskinan sangat dekat dengan kekufuran" (Al Hadits). Beliau juga
melarang kita untuk bermalas-malasan atau pasrah akan nasib sebagai orang
miskin seperti sabdanya : "Setiap muslim harus berusaha sekuat tenaga
agar keluar dari kemiskinan dan semakin jauh dari kekufuran" (HR.
At-Thabrani)
"Aku berlindung kepada-Mu dari kemiskinan
dan kekufuran" (HR. Abu Daud).
Komentar
Posting Komentar